Minggu, 28 April 2013

Warna Ayam Kalkun

Macam Kalkun Berdasarkan Warna ( I )


Kalkun Terkenal karena memiliki berbagai macam variasi Warna. Disini akan saya bahas Macam warna kalkun. Terutama yang ada di indonesia yang pernah saya lihat langsung.

  1. Bronze Turkey
  2. Black Winged Bronze
  3. Black Spanish (Norfolk Black)
  4. Royal Palm
  5. Tree colour (sweetgrass)
  6. White Holland
  7. Red Bourbon
  8. Buff
  9. Narragansett
  10. Pencilled
  11. Tigress
Berdasarkan warna2 diatas, 3 warna paling atas adalah warna2 primer. yang artinya dari 3 warna tersebut akan menurunkan keturunan menjadi warna2 dibawahnya atau warna itu sendiri. 

1. Bronze Turkey

Bronze Turkey atau disebut juga sebagai kalkun hitam biasa, merupakan kalkun yang paling banyak dan paling mudah ditemukan diindonesia terutama di jogja dan magelang.

Kalkun Bronze Jantan




Kalkun Bronze Jantan (wikipedia)
Warna dominan hitam, dan berkilauan dibawah sinar matahari, Ekor berwarna coklat, serta ujung ekor berwarna putih, sayap hitam bergaris2 putih. Warna betina mirip dengan jantan, akan tetapi untuk betinanya tidak begitu gemerlap dibawah sinar matahari.


2. Black Winged Bronze

Black Winged Bronze (BWB) sama halnya dengan kalkun Bronze, Kalkun ini juga termasuk mudah ditemukan. Perbedaan paling mencolak antara Bronze biasa dan BWB adalah pada sayapnya. Sayap BWB berwarna hitam polos dan tidak bergaris2, diatas bulu sayap terdapat warna coklat yang lebih cerah serta lebih lebar daripada yang terdapat di kalkun bronze biasa.

Black Winged Bronze Jantan
Black Winged Bronze Betina



3. Black Turkey / Black Spanish / Norfolk Black

Kalkun jenis ini jarang di temukan diindonesia, berwarna dominan hitam, termasuk juga bagian sayap dan ekornya hitam. biasa juga disebut hitam polos atau hitam dop.
Black Spanish
Pejantan Black Spanish (www.esteshatchery.com)
                                           
betina black spanish
Betina Black Spanish (slowfoodusa.org)

                                                 
Ketiga jenis kalkun ini adalah jenis2 kalkun degan warna primer yang mana akan menurunkan berbagai macam jenis warna kalkun yang ada.

Bersambung 

Kamis, 04 April 2013

Stok Anakan Kalkun

Jual Anakan Kalkun 


Stok Anakan dan remaja Kalkun per tanggal 4 April 2013 


1. Anakan Usia 10 Hari.




Anakan Kalkun Usia 10 Hari


Anakan kalkun Usia 10 Hari




2. Anakan Usia 1 bulan.




Anakan kalkun Usia 1 Bulan

Anakan Kalkun Usia 1 Bulan



3. Remaja usia 4 bulan dan 5 bulan.



Remaja Kalkun usia 4 bulan putih

Remaja Kalkun Usia 3-5 bulan






Jika anda membutuhkan Kalkun dengan usia atau jenis yang berbeda, kami siap menyediakan.
Silahkan Call/Sms ke 085643159969, Atau silahkan tinggalkan pesan di halaman facebook kami

Harga diatas belum termasuk ongkos kirim. Kami bersedia mengirimkan pesanan anda kemanapun di seluruh indonesia Melalui jalur darat atau udara (kecuali Pontianak dan Manado).

Kami juga menyediakan berbagai macam vitamin dan obat2an untuk unggas. silahkan hubungi no diatas atau di Facebook kami.

Alamat : Jl. Prambanan-Piyungan  Km 4, ds. Gumuk, ped Jirak, Rt 03/27. Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta

Terimakasih.

Selasa, 02 April 2013

Penyakit Pada Unggas

Macam Penyakit Unggas

Ayam Kalkun adalah sejenis unggas yang adakalanya juga bisa terkena penyakit, untuk itu sebaiknya kita tahu, penyakit2 apa saja yang biasa terjadi pada unggas, walaupun bertubuh lebih besar dari ayam tetapi penanganan penyakit serta sebab musabab timbulnya penyakit sama seperti ayam pada umunya.
ini adalah penyakit-penyakit yang lazim kita temui pada unggas termasuk kalkun.

1. Ayam Turun Urat

Turun Urat Adalah Penyakit Ayam Yang Cukup Menganggu, Khususnya dalam Pergerakan Sehingga Menyababkan Keterbatasan Gerakan Saat Melakukan Tarung. Dari Beberapa Pengalaman Yang Di Dapat Dari Satu Temen, Dia Punya Beberapa Pengalaman Dalam Melakukan Perawatan ayam Yang Turun Urat Dan Berhasil Sembuh.
Dan Berikut Terjadinya Ayam Turun Urat :

Ayam Yang Terlalu Mudah Di gebrak Atau Ayam Yang Muda Di gebrak Dengan Ayam Tua, Di Mana Ayam Muda Sruktur Tulang Dan Otot - Ototnya Masih Belum Kuat Dan Belum Maksimal
Pada Kasus Yang Lain, Ada Juga Ayam Yang Cukup Umur Tapi Bisa Turun Urat Karena Benturan Yang Terlalu Keras.

Ciri - Ciri Ayam Yang Turun Urat

Sesudah Di Gebrak Kaki Ayam Panas Dan Biasanya Biasa Di Ketahui Dengan Cara Meraba.
Ayam Suka Mengankat kakinya Saat Berjalan Terlihat Pincang Dan Tidak Mau Bertumpu Pada Kaki Yang Mengalami Turun Urat.

Beberapa Perawatan Yang Perlu Dilakukan

Setiap Hari ( Sesering Kali ) Kaki Ayam Yang Turun Urat Di Perban Atau Di Bungkus Dengan Kain Yang Di Tempel Dengan Daun Sere.
Di Usahakan Agar Kaki Ayam Dapat Menginjak Ke Tanah ( Di Bungkus Seperti Merawat Orang Yang Patah Tulang )
Di Saat akan Menganti daun Sere, Sebaiknya Kaki Ayam Terlebih Dahulu Di Rendam Dalam Air Dingin, Dan Kemudian Di Bungkus Lagi Seperti Semula.
Ayam Di Beri Obat Rheumatik Atau Sejenisnya, Asal Jangan Obat Flu Hahaha.

Mudah Mudahan Dengan Melakukan Terapi ayam Lekas Sembuh Dan Jangan Di Gebrak Dulu Sampai Ayam Benar - Benar Sembuh Total, Agar Ayam Tidak Terjadi Turun Urat Lagi.

2. Penyakit Snot


Penyakit Snot Atau Coryza Di Sebabkan Oleh Bakteri Haemophillus Gallinarum. Penyakit Snot Dapat Menyerang Ayam Semua Umur Dan Terutama Menyerang Anak Ayam, Biasanya Penyakit ini Muncul Akibat perubahn Musim Dan Banyak Di Temukan Di Daerah Tropis. Perubahan Musim Biasanya Akan Mempengaruhi Angka Kesehatan Ayam Morbiditas Kawanan Unggas Bervariasi Antara 1-30%. Moralitas Atau Angka Kematian Yang Di Timbulkan Oleh Penyakit Mencapai 30%.

Cara Penularan
Bakteri Haemophillus Gallinarum Hanya Dapat Bertahan Diluar Di induk Memang Tidak Lebih Dari 12 Jam Penularan Penyakit ini, Dan Dapat Menular Melalui Kontak Langsung Dengan Ayam Yang Sakit Juga, Dapat Melelui Udara, Debu, Wadah Pakan, Dan Petugas Kandang.

Gejala Klinis
Ayam Secara Klinis Yang Telah Terinfeksi Menunjukan Tanda Sebagai Berikut

Pengeluaran Cairan air Mata ( Mata Berbusa ).
Ayam Terlihat Mengatuk Dengan Sayap Turun Dan Mengantung.
Keluar Lendir Dari Hidung, Kental Berwarna Kuning Dan Bebau Khas.
Pembengkaan Di Daerah Sinus Infra Orbintal.
Ada Kerak Di Dalam Hidung.
Napsu Makan.
Ayam Ngorok Dan Sukar Bernafas.
Pertumbuhan Melamban ( Kecentet ).

Perubahan Patologi
Pada Kasus Ini Patut Di Jumpai Konjungtivitis dan Peradangan Pada Kelopak Mata ( Periorbital Fascia ). Pada Kasus Kronis Di Jumpai Sinusitis Yang Bersifat Serosa Sampai Kaseosa.


Diagnosis
Bakteri Haemophillus Gallinarum Dapat Diisolasi Dari Swab Sinus Ayam Yang Menderita Penyakit Akut. Isolasi Laboraturium Dapat Di Lakukan Dengan Menggunakan Plat Agar Darah Yang Telah Di Gores Staphylococcus Sp Dan Di Inkubasi Dalam Suasa Anaerob.

Diferential Diagnosa
Diagnosa Bagi Penyakit Coryza Adalah Mikoplamosis atau Chronic Respiratori Disease (CDR) Dan Infectious Laryngotracheitis (ILT).

Pengobatan
Pengobatan Penyakit Snot Pada Unggas Adalah Dengan Pemberian Preparat Sulfat Seperti Sulfadimethoxine Atau Sulfathazole. Pemberian Sulfonamida Dapat Di kombinasikan Dengan Tetrasiklin Untuk Mengobati Coryza Dan Dapat Di Berikan Lewat Air Minum Atau Di Suntikan Secara Intramuskular. Perhatikan Penarikan Waktu Pada Ayam Petelur Karena Obat Tersebut Dapat Mengkontaminasi Telur Dan Kualitas Dari Kerabang Telur.

Pengendalian
Upaya Pencegahan Yang Dapat Di Lakukan Adalah Dengan Menjaga Kebersihan Kandang Dan Lingkungan Dengan Baik. Kandang Sebaiknya Terkena Matahari Langsung Sehingga Mengurangi Kelembaban. Kandang Yang Lembah Dan Basah Memudahkan Timbulnya Penyakit ini.

3. Penyakit Ngorok Atau Chronic Respiratory Disease ( CDR )

Penyakit Biasa Juga Di Sebut Juga Dengan Chronic Respiratory Disease ( CDR ) atau Mikoplamosis atau Sinusitis atau Air Sac.Penyakit Cronic Respiratory Disease Di Sebabkan oleh Bakteri Microplasma Galisepticum. Biasanya Menyerang Ayam Usia 4-9 Minggu. Penularan Terjadi Melalui Kontak Langsung,Peralatan Kandang,Makan Dan Minum,Manusia,Telur Tetas atau DOC yang Terinfeksi.

Faktor Prediposisi Atau Faktor Pendukung

Kondisi Kandang Yang Lembab
Kepadatan Kandang Yang Terlalu Tinggi
Litter Yang Kering
Kadar Amonia Yang Terlalu Tinggi

Cara Penularan
Penularan Penyakit Terjadi Baik Vertikal Maupun Horizontal. Secara Vertikal Dapat Melalui Induk yang Menularkan Penyakit Melalui Telur Dan Horizontal Disebabkan Dari Ayam yang Sakit ke Ayam yang Sehat. Penularan-penularan Tidak Langsung Dapat Melalui Kontak Dengan Tempat Peralatan, Wadah Pakan, Hewan Liar Maupun Petugas Kandang.


Gejala Klinis
Ngorok Basah, Adanya Leleran Hidung Lengket Dan Terdapat Eksudat Berbuih Pada Mata, Ayam Suka Mengeleng gelengkan Kepala. Pada Kasus Kronis Mengakibatkan Kekurusan Dan Kekurangan Cairan Bernanah Dari Hidung.


Pengobatan
Pengobatan CDR Pada Ayam yang Sakit Dapat Di Berikan Baytrit 10% Peroral, Mycomas Dengan Dosis 0,5 ml/L Air Minun. Tetracolin Secara Oral Atau Bacytracyn yang Di Berikan Pada Air Minum.

Pencegahan
Membeli Ayam Baik Indukan, Pejantan, maupun Anakan yang Benar-terbebas Dari Penyakit CDR. Menjaga Kebersihan dan Tingkat Kelembaban Kandang Dan Area Ayam.

4.Penyakit Infectious Laryngotracheitis (ILT)

Infectius Laryngotracheitis atau (ILT) Merupakan Penyakit Kontagius Pada Saluran Pernafasan yang di Ricikan Dengan Kesulitan Bernafas, Menjulurkan Leher Karena Kesulitan Bernafas, Konjungtifitas, Adanya Iflamasi yang Mengelilingi Membran Mata. Penyakit Ini Di Sebabkan Oleh Herpes Virus. yang Mampu Hidup 8-10 Hari Pada Leleran, Lebih Dari 70 hari di dalam Karkas, Kemudian Dapat Hidup Lebih Dari 80 Hari Pada Eksudat ( Tracea atau Saluran Pernafasan ) Dalam Kondisi Alami. Penyakit Ini Berlangsung Selama 2-6 Minggu Dalam Flok, Dan Lebih Lama Di Banding Penyakit Respirasi Viral yang Lainnya.


Penyakit Ini Sangat Berbahaya Karena

Angka Moralitas Dan Morbiditas yang Tinggi Pada Suatu Flok
Menyebabkan Kerugian Ekonmi
Tidak Dapat Diobati
Penyakit Ini Dapat Di Cegah, Tetapi Dapat Menimbulkan Carier Bagi yang Sudah Terinfeksi.

Penyakit ini Tidak Dapat Menular Kepada Manusia Dan Kejadian Terjadi Pada Ayam. Namun Dapat Pula Menginfeksi Kalkun, Burung Unta Dan Unggas Lainnya. Burung Liar Dapat Berperan Sebagai Carier.


Penularan
Virus Ifectius Laryngotraheitis atau (ILT) Di Tularkan Melalui Pernafasan Dan Dapat Melalui Udara Secara Kontak Langung Melalui Burung Misal Dan Satu Kandang. Virus Masuk Dan Menginfeksi Burung Melalui Mata, Hidung atau Mulut. Mulut Dan Darah yang Mengandung Virus Dapat Keluar Melalui Batuk Dan Menyebabkan Virus. Masa Inkubasinya Antara 6-12 Hari. Kejadian Outbreak Dapat Di Karenakan Lalu Lintas Unggas. Pekerja dan Alat Kandang, dan Kondisi Lingkungan yang Memungkinkan Terjadinya Penyebaran.


Gejala Klinis

Dyspnoe
Rinitis
Produksi Telur Dan Daging
Kandang-kandang Mengalami Pneumonia atau Bronkhopneumonia
Moralitas Mencapai 50%


Diagnosa
Pada penyakit yang akut di cirikan gelaja klinis dan penemuan darah, makus, eksudat kaseosa pada trachea. Secara mikroskopik di tandai dengan desqumative dan nekrotic tracheitis.
Diagnosa mungkin dapat diperkuat dengan ditemukannya inclusion body intramuclear pada epitel trachea, isolasi dan identifikasi virus secara spesifik dengan chicken embryo dan kultur jaringan atau dengan inokulasi pada sinus intraorbital untuk mengetahui imunitasnya. Spesimen dapat pula diinokulasi pada membran chorioallantois pada telur ayam berembrio Pemeriksaan mikroskopiknya pada lesi membran chorioallantois terdapat inclusion body intranuclear. Dapat dibedakan dengan Fowlpox pada lesi trachea dan inclusion bodynya berupa inclusion body intracytoplasmic. Diagnosa dapat pula dilakukan dengan PCR.
Diferensial diagnosa
1. Infectious Bronchitis
2. Newcastle Disease
3. Mycoplasmosis
4. Avian coryza

Pencegahan
1. Meminimalisir kotoran dan debu.
2. Penggunaan mild expectorants.
3. Vaksinasi baik secara eye drop, spray maupun lewat air minum.

5. Penyakit Berak Kapur atau Pullorum

Pullorum merupakan penyakit menular pada ayam yang dikenal dengan nama berak putih atau berak kapur (Bacilary White Diarrhea= BWD). Penyakit ini menimbulkan mortalitas yang sangat tinggi pada anak ayam umur 1-10 hari. Selain ayam, penyakit ini juga menyerang unggas lain seperti kalkun, puyuh, merpati, beberapa burung liar. Pullorum atau Berak kapur disebabkan oleh bakteri salmonella pullorum dan bakteri gram negatif. Bakteri ini mampu bertahan ditanah selama 1 tahun
Di Indonesia penyakit pullorum merupakan penyakit menular yang sering ditemui. Meskipun segala umur ayam bisa terserang pullorum tapi angka kematian tertinggi terjadi pada anak ayam yang baru menetas. Angka morbiditas pada anak ayam sering mencapai lebih dari 40% sedangkan angka mortalitas atau angka kematian dapat mencapai 85%.

Cara penularan
Penularan penyakit Pullorum dapat melalui 2 jalan yaitu:
- Secara vertikal yaitu induk menularkan kepada anaknya melalui telur.
- Secara horizontal terjadi melalui kontak langsung antara unggas secara klinis sakit dengan ayam karier yang telah sembuh, sedangkan penularan tidak langsung dapat melalui kontak dengan peralatan, kandang, litter dan pakaian dari pegawai kandang yang terkontaminasi.

Gejala klinis
- napsu makan menurun
- feses (kotoran) kotoran berwarna putih seperti kapur
- Kotorannya menempel di sekitar dubur berwarna putih
- kloaka akan menjadi putih karena feses yang telah keringkering
- jengger berwarna keabuan
- mata menutup dan nafsu makan turun
- badan anak ayam menjadi lemas
- sayap menggantung dan kusam
- lumpuh karena artritis
- suka bergerombol

Perubahan patologi
Pada kasus yang akut sering dijumpai pembesaran pada ahati dan limpa dan kadang kadang sering diikuti omfalitis. Pada kasus kronis dijumpai abses pada organ dalam dan adanya radang pada usus buntu (tiflitis kaseosa) yang ditandai adanya bentuk berwarna abu-abu didalam usus buntu.

Diagnosis
Isolasi dan identifikasi salmonella pullorum dapat diambil melalui hati, usus maupun kuning telur dapat dilakukan pembiakan kedalam medium. Ayam karier yang sudah sembuh dapat diidentifikasi dengan penggumpalan darah secara cepat (rapid whole blood plate aglutination test).

Pengobatan
Pengobatan Berak Kapur dilakukan dengan menyuntikkan antibiotik seperti furozolidon, coccilin, neo terramycin, tetra atau mycomas di dada ayam. Obat-obatan ini hanya efektif untuk pencegahan kematian anak ayam, tapi tidak dapat menghilangkan infeksi penyakit tersebut. Sebaiknya ayam yang terserang dimusnahkan untuk menghilangkan karier yang bersifat kronis.

Pencegahan
Ayam yang dibeli dari distributor penetasan atau suplier harus memiliki sertifikat bebas salmonella pullorum. Melakukan desinfeksi pada kandang dengan formaldehyde 40%. Ayam yang terkena penyakit sebaiknya dipisahkan dari kelompoknya, sedangkan ayam yang parah dimusnahkan.

6. Penyakit Gumoro

Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam.
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genus Avibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.

Penyakit Gumoro yang menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu dapat diindikasikan dengan gejala awal sbb:
• Napsu makan berkurang.
• Ayam tampak lesu dan mengantuk.
• Bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat.
• Peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
• Jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.

Kemudian ada pendapat yang berbeda yang menyebutkan gejala gumoro adalah sbb:
• Diare berlendir.
• Nafsu makan turun.
• Gemetar dan sukar berdiri.
• Bulu di sekitar anus kotor.
• Ayam suka mematuk di sekitar kloaka.

Selain itu, beberapa pendapat pakar lainnya bahwa gumoro dapat dibagi 2 yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur 3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena kekebalan tubuh ayam dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan mudah terserang infeksi sekunder.
Gumoro menyebar melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang

7. Penyakit Telelo

Penyakit Telelo atau Newcastle Disease (ND) biasa juga disebut dengan istilah penyakit Samper Ayam ataupun Pes Cekak. Dimana penyakit ini merupakan suatu infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo dan biasanya dikualifikasikan menjadi:
• Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
• Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan dan saraf.
• Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
Pada tahap yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.

Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
• Excessive mucous di trakea.
• Gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas.
• Ayam tampak lesu.
• Napsu makan menurun.
• Produksi telur menurun.
• Mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah.
• Jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.

Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
• Ayam yang tertular harus dikarantina atau bila sudah pada stadium berbahaya maka harus dimusnahkan.
• Vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Vaksinasi pertama, dilakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin dilakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
• Untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang pakar menyarankan agar memberikan vaksin ini dilakukan dengan pola 444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Akan tetapi pola pemberian ini dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan dan efektivitas terbaik dari hasilnya.

Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
• Memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik.
• Memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini.
• Memberikan ransum jamu yang baik, yang terbuat dari bahan-bahan tradisional yang dapat membantu meningkatkan kekuatan dan kekebalan tubuh ayam.

Sabtu, 05 Januari 2013

Stok Kalkun Per tanggal 01 April 2013

Stok Kalkun per 01 April 2013

 

Pejantan Putih Mulus (White Turkey)

 Stok 2 ekor, harga perekor  350rb

Pejantan kalkun putih polos

Pasangan Indukan

Stok 5 Jantan 15 betina.
- 3 ekor betina warna hitam, 
- 2 ekor Jantan warna hitam bergaris putih, 
- 4 ekor betina warna putih-hitam, 
- 6 ekor betina warna hitam,
- 5 ekor Betina warna Blirik
Harga perpasang ( 1 jantan dan 1 betina) mulai 600rb

Harga 1 set (1 jantan 2 betina) mulai 900rb



Anakan Usia 0-10 Hari

Harga Rp. 30.000 stok 20 ekor.


Anakan Usia 2 bulan

Harga Rp. 70.000
stok 15 ekor

 















Anakan Usia 1 bulan Stok 20 ekor


Harga 50rb/ekor


Anakan usia 1 bulan


Anakan usia 1 bulan


Pasangan Remaja usia 5-6 bulan

Harga 400rb /pasang




Jika anda membutuhkan Kalkun dengan usia atau jenis yang berbeda, kami siap menyediakan.
Silahkan Call/Sms ke 085643159969, Atau silahkan tinggalkan pesan di halaman facebook kami

Harga diatas belum termasuk ongkos kirim. Kami bersedia mengirimkan pesanan anda kemanapun di seluruh indonesia Melalui jalur darat atau udara (kecuali Pontianak dan Manado).

Kami juga menyediakan berbagai macam vitamin dan obat2an untuk unggas. silahkan hubungi no diatas atau di Facebook kami.

Alamat : Jl. Prambanan-Piyungan  Km 4, ds. Gumuk, ped Jirak, Rt 03/27. Bokoharjo, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta

Terimakasih.

Sabtu, 22 September 2012

White Turkey

Beltsville Small White

Beltsville Small White turkeysThe Beltsville Small White dibudidayakan untuk dikonsumsi. Awal tahun 1930 an kebanyakan kalkun yang dibudidayakan di Amerika memiliki warna yang gelap, dari yang menengah sampai besar serta memiliki dada yang kurang substansial dalam jumlah dagingnya. Pada 1936 survey menemukan bahwa 87% konsumen rumahan menginginkan seekor burung ala New York  berat antara 4,5 sampai 6,8 Kg. Mereka juga menginginkan burung yang lebih berdaging, Mudah dibersihkan dan bebas dari akar bulu. Peneliti dari dinas peternakan Amerika Serikat berpusat di Beltsville, Maryland, mulai mencoba mengembang biakkan tahun 1934 dan 1941 untuk mendapatkan burung yang diinginkan konsumen, burung yang bisa masuk ke lemari pendingin sebuah apartmen, oven kecil, dan keluarga kecil. Penelitian berhasil menemukan varietas Beltsville Small White dari keturunan yang mengandung genetik dari White Holland, White Austrian, Narragansett, Bronze, dan Wild Turkey.
Varietas Beltsville mulai digunakan dari tahun 1940 dan dikenali American Poultry Association pada tahun 1951.
Meskipun burung ini bisa diterima di sebuah keluarga kecil, akan tetapi tidak bisa diterima di retauran serta hotel yang menginginkan lebih banyak "potongan", karena mereka menginginkan burung yang lebih besar.


The Broad Breasted White (or Large White) turkey

The Broad Breasted White, muncul membayangi popularitas Beltsville karena jika di konsumsi pada usia masih muda mencukupi untuk sebuah keluarga kecil, dan the Broad Breasted White yang tumbuh dewasa sangup mencukupi untuk kebutuhan komersial. Tahun 1965, Broad Breasted White mengambil alih pasaran kalkun . Dibalik itu semua, the Beltsville Small White masih lebih unggul. Beltsvilles punya kemampuan reproduksi yang bagus, termasuk reproduksi secara alami, serta bisa diproduksi dalam jumlah yang sedikit. berbeda dengan Broad Breasted White turkeys, yang harus melalui inseminasi buatan jika akan diperanakkan. The Broad Breasted White bisa memiliki berat sampai 22 Kg, berat rata-rata adalah 17-19 Kg. Karena ukuran mereka, mereka rentan terhadap masalah kesehatan terutama yang berhubungan dengan kelebihan berat badan (karena otot berlebihan), seperti penyakit jantung, gagal pernafasan dan kerusakan sendi, bahkan jika kalkun tersebut terhindar dari pemotongan, mereka biasanya memiliki umur mereka tidak akan panjang.

Royal Palm (turkey)

Di terjemahkan dari Wikipedia

Pejantan Royal Palm

Royal Palm Adalah keturunan kalkun lokal. Salah satu jenis kalkun yang dibudidayakn bukan untuk diambil dagingnya. Akan tetapi hanya untuk hiasan atau hewan kesayangan., Royal Palm adalah yang terbaik dan memiliki kombinasi warna yang cantik, denngan warna dominan putih serta warna hitam menyerupai ikat pinggang dari punggung sampai perut. Biasanya dipelihara untuk pertandingan atau kesenangan, atau di peternakan kecil, sangat sedikit yang menjualnya untuk kebutuhan komersial. Berat jantan antara 7-10Kg dan betina antara 4-6Kg.
Royal palm pertama kali muncul padatahun 1920 disebuah peternakan di Lake Worth, Florida, merupakan silangan antara Black turkey, Bronze turkey, Narragansett, dan kalkun lokal.  Di Eropa, Kalkun dengan kombinasi yang sama disebut juga Cröllwitzer, Pied, atau Black-laced White.
Royal Palms saat ini sangat langka serta baru dicoba untuk dibudidayakan kembali. The American Livestock Breeds Conservancy mengkategorikan keturunannya dalam kelas kritis dalam catatan hewan yang harus dilindungi, serta masuk kedalam prioritas tertinggi konservasi. Termasuk juga dari  Slow Food USA's Ark of Taste, sebuah katalog dari warisan makanan yang terancam punah.



Rabu, 25 Juli 2012

Sebab embrio mati dalam usia 2 minggu masa inkubasi

Mungkin menjadi hal yang biasa bagi seorang penetas menjumpai embrio dalam telur mati pada umur dua minggu. Akan tetapi untuk pemula yang baru belajar menetaskan telur akan menjadi suatu tanda tanya, mengapa telur yang sudah jelas ada embrionya bisa mati? Berbagai anggapan dan tudingan akan muncul tanpa melakukan evaluasi apa yang telah dilakukan terhadap penetasan yang sedang berlangsung sehingga embrio yang sudah berumur dua minggu bisa mati. Perlu diketahui bahwa selama 28 hari dalam mesin tetas, embrio dalam telur seharusnya terus berkembang secara normal setiap hari dan akhirnya nanti menjadi seekor anak kalkun. Akan tetapi pada umur dua minggu di dalam incubator, biasanya ada embrio yang mengalami kematian. Berikut penyebab embrio mati pada umur dua minggu di dalam incubator :

1. Formulasi pakan induk kurang benar. 
Kematian embrio dapat terjadi karena pakan induk mengalami defisiensi zat gizi seperti vitamin dan mineral, sehingga metabolisme dan perkembangan embrio menjadi tidak optimal. Untuk mengatasi hal ini, pada ransum induk perlu ditambahkan suplemen vitamin dan mineral yang banyak dijual di pasaran. Yakinlah dengan prinsip “berikan yang terbaik pada ternak anda (pakan, kandang, manajemen pemeliharaan) dan insyaallah ternak anda akan memberikan yang terbaik untuk kita”. Kalau kita sudah memberikan yang terbaik untuk ternak kita akan tetapi ternak belum atau tidak juga menampilkan produksi terbaiknya maka perlu mengafkir ternak tersebut dan menggantinya dengan yang baru.

2. Induk terserang penyakit. 
Beberapa penyakit pada induk memang dapat diturunkan kepada anak ayam. Karena itu, pelaksanaan biosecurity termasuk vaksinasi harus dilakukan secara lengkap terhadap induk. Kalau anda mempunyai indukan sendiri itu lebih baik karena control penyakit mungkin bisa lebih ketat. Untuk mengindari penularan atau penurunan penyakit bawaan dari induk maka anda bisa melakukan fumigasi terhadap ruang inkubasi dengan desinfektan yang kuat seperti campuran formalin dan kalium permanganat atau jenis desinfektan kuat lainnya yang banyak dijual di took pakan ternak atau took bahan kimia.

3. Telur tidak diangin-anginkan sebelum diinkubasi. 
Telur adalah benda hidup yang mengalami metabolisme dan mengeluarkan panas. Pada saat pengangkutan dan penjualan di pasar, telur mengalami kenaikan suhu karena pengemasan, penumpukan dan penjemuran. Saat pengangkutan dan penjemuran, suhu dapat mencapai 40°C. Karena itu, sebelum di masukkan ke dalam mesin tetas, telur perlu diangin-anginkan terlebih dahulu sekitar satu jam agar tidak terjadi perubahan suhu yang signifikan. Perubahan suhu yang signifikan dapat menimbulkan kematian embrio pada dua minggu masa inkubasi di dalam mesin tetas.

4. Temperatur mesin tetas terlalu tinggi atau terlalu rendah. 
Suhu di ruang inkubasi tidak boleh lebih panas atau lebih dingin 2°C dari kisaran suhu standar. Suhu standar untuk penetasan berkisar antara 36°C-39°C. Kalau terjadi penurunan suhu terlalu lama biasanya telur akan menetas lebih lambat dari 28 hari dan kalau terjadi kenaikan suhu melebihi dari suhu normal maka embrio akan mengalami dehidrasi dan akan mati.

5. Padamnya sumber pemanas.
Padamnya sumber pemanas dapat menurunkan suhu di ruang inkubasi. Jika suhu di mesin tetas mencapai 27°C selama 1-2 jam, maka embrio akan segera mati. Terlebih jika umur embrio masih sangat muda. Namun, jika umur inkubasi telah mencapai 18 hari, dampak padamnya sumber pemanas tidak akan separah dampak sewaktu masih muda. Hal ini disebabkan metabolisme masing-masing embrio telah mampu membentuk panas kolektif secara konveksi. Namun, jumlah kematian embrio akan semakin bertambah jika sumber panas padam berkali-kali di dalam satu siklus penetasan. Karena itu, cadangan sumber panas menjadi sangat penting, terlebih pada lokasi usaha penetaasan yang sering terjadi pemadaman listrik. Salah satu usaha untuk meminimalkan resiko jika terjadi pemadaman listrik adalah dengan menggunakan bahan yang mampu menyimpan panas setidaknya dalam ½-1 jam ke depan.

6. Telur tidak diputar. 
Telur yang tidak diputar atau dibalik karena kemalasan, kelalaian atau matinya sumber listrik jelas akan mempengaruhi posisi embrio. Telur yang dibalik atau diputarnya tidak beraturan dapat menyebabkan pelekatan pada satu sisi. Akibatya, embrio tidak akan dapat tumbuh normal dan akhirnya mati

7. Kandungan CO2 terlalu tinggi.
Aktifnya metabolisme embrio menyebabkan akumulasi CO2 di dalam ruang penetasan. Selain dapat menyebabkan kematian embrio, jumlah CO2 yang terlalu banyak dapat menyebabkan DOT yang berhasil menetas menjadi lemas dan lemah. Ventilasi atau aliran udara yang tidak baik menjadi faktor utama terjadinya penumpukan zat asam arang ini. Pada mesin tetas sederhana, ventilasi yang buruk bisa disebabkan lubang ventilasi yang kotor atau jumlahnya yang kurang. Karena itu, pelaku penetasan harus rajin membersihkan ventilasi. Sementara, kurangnya jumlah lubang ventilasi biasaya disebabkan pelaku penetasan ingin menghemat biaya listrik untuk pemanas. Sebab, semakin banyak lubang ventilasi dibuat akan semakin banyak pula energi listrik atau sumber panas yang digunakan. Prinsip hemat boleh saja, akan tetapi kalau sikap tersebut berakibat buruk dan berlangsung lama maka perlu dikaji dan dipikirkan ulang.

8. Telur disimpan pada suhu di atas 30°C. 
Telur yang berada pada ruangan bersuhu di atas 30°C, bagian putih telurnya akan segera encer sehingga tali pengikat kuning telur mudah putus. Apalagi, jika telur akan diangkut melalui medan yang berat (jalan berliku-liku, jalan belum aspal atau tidak mulus, ) atau mengalami perlakuan kasar, maka tali pengikat tersebut rentan putus akibat guncangan atau perlakuan kasar tersebut.

9. Telur berumur lebih dari 5 hari. 
Putih telur mudah encer jika setelah berumur 5 hari telur belum juga dimasukkan ke dalam mesin tetas. Kalau anda membeli telur dari tempat lain maka perlu untuk menanyakan berapa umur telur tetas tersebut. Kalau anda enggan untuk menanyakan maka cukup member toleransi 2-3 hari pada telur tersebut, artinya telur tersebut telah berapa pada peternak/pengepul telur selama 3 hari. Sehingga maksimal waktu anda menyimpan telur tersebut di rumah anda adalah 2-3 hari.

Disarikan dari buku “Kiat Sukses Menetasan Telur Ayam”, dengan sedikit tambahan dari team www.sentralternak.com